Sabtu, 15 Mei 2010

penyebaran peyakit melalui vektor

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit vektor merupakan penyakit di mana mikroorganisme patogen ditransmisikan dari individu yang terinfeksi kepada individu lain oleh agen arthropoda atau lainnya, kadang-kadang dengan hewan lainnya yang melayani sebagai tuan rumah perantara. Transmisi tergantung pada atribut dan persyaratan paling sedikit tiga organisme hidup yang berbeda: agen patologis, baik virus, protozoa, bakteri, atau cacing (cacing), vektor, yang umumnya arthropoda seperti kutu atau nyamuk; dan manusia host. Selain itu, host perantara seperti domestikasi dan / atau hewan liar sering berfungsi sebagai reservoir untuk patogen sampai populasi manusia rentan terkena. Dengan kata lain penyakit yang disebabkan oleh vektor adalah penyakit yang tertular kepada manusia atau hewan lain oleh serangga atau arthropoda lainnya.

Hampir setengah dari penduduk dunia terinfeksi oleh penyakit vector-borne, sehingga morbiditas dan mortalitas tinggi. Distribusi insiden penyakit vektor adalah terlalu tidak proporsional, dengan dampak yang luar biasa di negara-negara berkembang yang terletak di daerah tropis dan subtropis. Cuaca mempengaruhi dinamika populasi vektor dan transmisi penyakit, dengan suhu dan kelembaban dianggap variabel kunci. Hanya baru-baru ini para peneliti mencoba untuk memprediksi bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi distribusi penyakit vector-borne. Sebuah model yang komprehensif harus mempertimbangkan baik dampak langsung (seperti perubahan suhu atau curah hujan) dan dampak tidak langsung (seperti perubahan hidrologi atau pertanian) dari pemanasan global pada agen, vektor, tuan rumah perantara, dan tuan rumah manusia. Respon dari setiap elemen dari proses penyakit terhadap perubahan iklim mungkin memiliki dampak bagi yang lain.

Penyakit vector-borne awalnya sejak 1970-an berupa malaria, dengue, demam kuning, tifus kutu-ditanggung, wabah, leishmaniasis, penyakit tidur, West Nile encephalitis, penyakit Lyme, ensefalitis Jepang, demam Rift Valley, dan Krimea Kongo-hemoragik demam. Alasan munculnya atau kebangkitan penyakit vector-borne mencakup pengembangan insektisida dan resistensi obat; sumber daya menurun untuk surveilans, pencegahan dan pengendalian penyakit vectorborne; kerusakan infrastruktur kesehatan masyarakat dibutuhkan untuk menangani penyakit ini; pertumbuhan penduduk belum pernah terjadi sebelumnya; terkendali urbanisasi, perubahan dalam praktek pertanian; deforestasi, dan perjalanan meningkat. Perubahan telah didokumentasikan dalam distribusi vektor penting penyakit arthropoda. Nyamuk demam kuning, Aedes aegypti telah kembali di bagian Amerika di mana telah dianggap telah diberantas; nyamuk macan Asia, Aedes albopictus, diperkenalkan ke Amerika pada tahun 1980 dan telah menyebar ke Amerika Tengah dan Selatan; dan kutu blacklegged, Ixodes scapularis, sebuah pemancar penting penyakit Lyme dan patogen lainnya, secara bertahap memperluas rentang pilihan di bagian tengah dan timur Amerika Utara.

BAB II

TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

Adapun tujuan dalam pembahasan penyebaran penyakit melalui vektor ini adalah :

Tujuan khusus :

1. Mengetahui penyakit apa yang dapat ditularkan melalui vektor

2. Bagaimana prosesnya sehingga vektor dapat menyebabkan suatu penyakit

Tujuan umum :

1. Untuk mengetahui bahaya penyakit yang ditularkan melalui vektor

2. Bagaimana cara pengendalian penyebaran penyakit melalui vektor,baik pemberantasannya maupun pencegahannya.

3. Mengetahui gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh penularan melalui vektor

4. Mengetahui apa hubungan lingkungan terhadap penyakit yang ditularkan melalui vektor

5. Apa manfaat yang didapatkan setelah mempelajari penyebaran penyakit melalui vektor.

BAB III

KAJIAN TEORI

Sebuah penyakit yang tertular kepada manusia atau hewan lain oleh

serangga atau arthropoda lainnya disebut penyakit yang ditularkan melalui vektor. Arthropoda merupakan vektor yang dapat menularkan penyakit. Arthropoda adalah binatang invertebrata ,bersel banyak ,bersegmen-segmen bentuknya simetris bilateral,memiliki exoskeleton (rangka luar)yang terbuat dari chitin,dan mempunyai beberapa pasang kaki dengan banyak sendi (arthro = sendi; poda = kaki).dalam siklus hidupnya setelah arthropoda betina kawin dengan arthropoda jantan ,arthropoda betina akan menghasilkan telur. Telur ini(akan berkembanag menjadi larva,kemudian larva akan berkembang menjadi arthropoda dewasa). Beberapa serangga ( insct siklus hidupnya sebagai berikut : telur menjadi larva,larva menjadi pupa,dan pupa menjadi serangga(dewasa).

Banyak anggota arthropoda yang menjadi tempat penularan penyakit pada manusia(vektor). Dalam hal ini serangga dapat menjadi Host (tuan rumah) dari penyakitnya ataupun sebagai pemindah atau transmitter saja. Adapun penyakit yang disebabkan oleh vektor adalah :

1. Malaria

2. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau demam berdarah haemorrhagic fever (DHF).

3. Filariasis (kaki gajah)

4. Japanese Encephalitis (JE)

5. Chikungunya atau CHIK

6. Pest pubo

7. Trypanasmasis Afrika ( penyakit tidur )

8. Penyakit saluran pencernaan makanan

a. Cholera

b. Dysentri

c. Epidemik thipus

BAB IV

PEMBAHASAN

Penyakit yang disebabkan oleh vektor adalah :

1. Malaria

Penyakit malaria disebabkan oleh parasit yaitu plasmodium. Di Indonesia dikenal ada empat plasmodium (P) yaitu P. falciparum, P. vivax, P. ovale dan P. malariae.penyakit ini ditularkan melalui nyamuk Anopheles sp.

Tanda dan gejala : Penyakit malaria ditandai dengan demam, menggigil, berkeringat, sakit kepala, mual atau muntah dan gejala khas tertentu (misalnya diare pada balita, dan sakit otot pada orang dewasa).

2. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau demam berdarah haemorrhagic fever (DHF).

Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti. Ada pun ciri dari nyamuk aedes aegypti yaitu, pertama, berwarna hitam dengan gelang-gelang (loreng) putih pada tubuhnya dengan bercak-bercak putih di sayap dan di kakinya. Kedua, berkembang biak di tempat penampungan air bersih dan yang tidak beralaskan tanah, seperti: bak mandi/wc, drum dan kaleng bekas, tempat minum burung dan pot tanaman hias. Kadang ditemukan juga di pelepah daun, lubang pagar/bambu, lubang tiang bendera, dll. Ketiga, biasanya menggigit pada siang hari dan mempunyai kemampuan terbang hingga radius 100 m.

Tanda dan gejala : Penyakit ini ditandai dengan demam mendadak 2 sampai dengan 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, nyeri ulu hati yang disertai tanda pendarahan di kulit berupa bintik pendarahan (petechiae), lebam (eccymosis) atau ruam (purpura). Kadang-kadang juga disertai mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun dan shock.

3. Filariasis (kaki gajah)

Penyakit malaria disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan oleh nyamuk Culex fatigans melalui gigitannya. Di Indonesia dikenal tiga spesies parasit filariasis yaitu Wuchereria (W) bancrofti, Brugia timori dan Brugia malayi.

Tanda dan gejala : Pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin, baik pada laki-laki maupun perempuan. Penderita yang sudah cacat sangat sulit disembuhkan seumur hidupnya.

3. Japanese Encephalitis (JE)

Japanese Encephalitis (JE) adalah penyakit radang otak yang disebabkan oleh flavivirus yang disebut Japanese Encephalitis (JE) dan ditularkan oleh nyamuk Culex melalui gigitan nyamuk Culex. Manusia dapat tertular secara kebetulan bila densitas Culex sangat padat. Tidak semua manusia yang digigit Culex yang terinfeksi menunjukkan gejala klinis ensefalitis. Nyamuk ini banyak terdapat diasia.

5. Chikungunya atau CHIK

Penyakit ini disebabkan oleh virus chikungunya dan juga ditularkan melalui gigitan nyamuk. Nyamuk yang dicurigai sebagai vektor penyakit ini adalah Aedes spp (Ae. aegypti, Ae. albopictus dan Ae. arficanus) dan Mansonia sp. Chikungunya banyak ditemukan di Africa, Asia Tenggara, termasuk kepulauan Phillipina dan Indonesia. Chikungunya dapat menyerang manusia dan hewan seperti kera, binatang mamalia lainnya dan bahkan burung.

Tanda dan gejala umum : demam tinggi yang disertai ngilu pada persendian seperti lutut dan engkel kaki, disertai pembengkakan yang sangat menyakitkan bila disentuh. Tanda lain yang muncul adalah rash (kemerahan) pada kulit, serta kadang mual dan muntah. Juga pendarahan, walaupun jarang bisa juga muncul terutama pada anak-anak.

6. Pest pubo

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri pasterurella pestis. Penyakit ini ditularkan melalui kutu tikus Xenopsylla cheopis.

7. Trypanasmasis Afrika ( penyakit tidur )

Penyakit ini disebabkan oleh Trypanasoma gambiense yang ditularkan melalui lalat yang menggigit pada manusia,menyebabkan penderitanya mengalami malayse dan merasa selalu ingin tidur.

8. Penyakit saluran pencernaan makanan

a. Cholera

Cholera merupakan penyakit pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh vibrio cholera yang ditularkan melalui makanan dengan perantaraan lalat.

Tanda dan gejala : adapun gejala penyakitnya adalah nausea,muntah,diare dan kejang perut.

b. Dysentri

Dysentri adalah penyakit pencernaan yang disebabkan oleh Shigella

dysentriae. Penyebaran penyakit ini ditularkan melalui makanan dengan perantaraan lalat.

Tanda dan gejala : demam,sakit perut bagian bawah,diare dengan feses cair,bercampur lendir dan darah.

c. Epidemik thipus

Epidemik thipus disebabkan oleh Rickettsia prowazeki yang ditularkan oleh Pediculus humanus( kutu manusia) melalui gigitan kutu manusia.

Tanda dan gejala : demam,sakit kepala,sakit punggung,anorexia,dan malaise. Ruam dikulit juga terjadi pada hari ketiga sampai hari ketujuh.

Dalam menyebarkan penyakit,vektor harus melalui proses transmisi. Adapun proses transmisi dalam penyebaran penyakit yang dilakukan oleh vektor adalah :

1. Transmisi mekanis

Vektor yang karena kebetulan,memindahkan bibit penyakitnya secara mekanis,sehingga terjadi penularan. Misalnya Musca domestika (lalat rumah) yang secara kebetulan hinggap pada feses,memindahkan Shigella dysentriae dan feses ke makanan yang terbuka sehingga terjadi penularan penyakit disentri.

Vektor dapat memindahkan bibit penyakit melalui bagian mulutnya,badan,kaki atau bulunya atau setelah melalui usus.

2. Transmisi biologis

Bibit penyakit hanya bisa menimbulkan penyakit bila berhasil melibatkan vektor dalam siklus hidupnya. Dalam kapasitasnya sebagai host intermediate,berkaitan dengan peran vektor dalam pertumbuhan dan pertambahan jumlah bibit penyakit,peran vektor dibagi dalam :

a. Transmisi propagatif

Dalam tubuh vektor bibit penyakit bertambah jumlahnya tetapi tidak terjadi perubahan bentuk. Misalnya,cara penularan pest pubo ; Pasteurella pestis hanya bermultiplikasi didalam usus Xenopsylla cheopis,tanpa mengalami perubahan bentuk maupun strukturnya.

b. Transmisi Cyclo-developmental

Bibit penyakit mengalami perubahan bentuk dan strukturnya dalam siklus hidupnya,tetapi jumlahnya tidak bertambah. Misalnya perkembangan microfilaria atau cacing Wuchureria bancrofti didalam tubuh nyamuk Culex fatigan.

c. Transmisi Cyclo- propagatif

Bibit penyakit mengalami perubahan bentuk maupun strukturnya dalam jumlahnya bertambah sebagai kelanjutan dan siklus hidupnya. Misalnya,pertumbuhan dan perkembangan Plasmodium sp.didalam tubuh nyamuk Anopheles sp.

Hampir semua bibit penyakit ditularkan melalui vektor. Bibit penyakit itu sendiri berupa bakteri,virus,protozoa,cacing,dan rickettsia. Adapun cara vektor mendapatkan,mengembangkan,dan menularkan bibit penyakit adalah :

1. Bibit penyakit bersama darah atau jaringan host dimakan oleh vektor

2. Bibit penyakit melanjutkan perkembangannya dengan atau tanpa bertambah banyak

3. Bibit penyakit menembus dinding usus vektor

4. Bibit penyakit menyebar bersama hemolympha keseluruh jaringan vektor

5. Bibit penyakit menumpuk di :

a. Kelenjar ludah

b. Invasi ke epithel dan oocytes dan ovarium untuk terjadinya transmisi transovarial

6. Dimasukkan kedalam tubuh host,dimana bibit penyakit :

a. Dimuntahkan dari lambung atau berasal dari kelenjar ludah.

b. Menembus tubuh vektor seperti pad penularan Filaria.

c. Penularan melalui bagian mulut atau permukaan badan vektor yang terkontaminasi bibit penyakit.

7. Bibit penyakit yang terdapat pada feses vektor masukkedalam luka melalui gigitan atau digosokkan pada konjungtiva

( misalnya,Trypanasoma cruzy).

8. Bibit penyakit diekskresikan oleh kelenjar coxal,misalnya penularan virus.

9. Host mendapatkan infeksinya karena makanan atau minuman yang terkontaminasioleh vektor yang mengandung bibit penyakit.

Untuk mengurangi penderita penyakit yang disebabkan oleh vektor,maka sebaiknya dilakukan pengendalian vektor,yaitu mengurangi jumlah vektor dan menghambat hubungannya dengan manusia. Adapun pengendalian vektor yang dapat dilakukan adalah melalui empat cara yaitu :

a. Mekanis

Pengendalian secara mekanis dilakukan dan ditujukan pada pengolahan tempat hidup dan perkembangbiakan vektor,dimana secaa mekanis dilakukan dengan pebaikan sanitasi lingkungan,dengan penggunaan perangkap,dan dengan penataan lingkungan.

b. Kimiawi

Secara kimiawi dapat dilakukan dengan penggunaan zat kimia,

misalnya dengan penggunaan pestisida,insektisda(serangga),peducilisida(pada kutu),dan larvalisida (larva).

c. Biologi

Dilakukan dengan menggunakan mahluk hidup lain. Misalnya,ikan Gambusia affinis yang akan memangsa larva nyamuk pada genangan air yang sukar kering(rawa).

d. Perlindungan perorangan

Dilakukan dengan cara menghindari gigitan serangga,dengan memakai insect repellent yang berupa cairan,salep,lotion,aerosol,serbuk dan lain-lain.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

I. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Penyakit vektor merupakan salah satu di mana mikroorganisme patogen ditransmisikan dari individu yang terinfeksi kepada individu lain oleh agen arthropoda atau lainnya, kadang-kadang dengan hewan lainnya yang melayani sebagai tuan rumah perantara. Transmisi tergantung pada atribut dan persyaratan paling sedikit tiga organisme hidup yang berbeda: agen patologis, baik virus, protozoa, bakteri, atau cacing (cacing), vektor, yang umumnya arthropoda seperti kutu atau nyamuk; dan manusia host. Dengan kata lain penyakit yang disebabkan oleh vektor adalah penyakit yang tertular kepada manusia atau hewan lain oleh serangga atau arthropoda lainnya.

Adapun penyakit yang disebabkan oleh vektor adalah :

1. Malaria

2. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau demam berdarah haemorrhagic fever (DHF).

3. Filariasis (kaki gajah)

4. Japanese Encephalitis (JE)

5. Chikungunya atau CHIK

6. Pest pubo

7. Trypanasmasis Afrika ( penyakit tidur )

8. Penyakit saluran pencernaan makanan

a) Cholera

b) Dysentri

c) Epidemik thipus

Proses transmisi dalam penyebaran penyakit yang dilakukan oleh vektor adalah :

1. Transmisi mekanis

2. Transmisi biologis,dibagi dalam :

a. Transmisi Cyclo- propagatif

b. Transmisi Cyclo-developmental

c. Transmisi propagatif

II.SARAN

Sebelum terjadi penularan penyakit melalui vektor,sebaiknya yang kita lakukan adalah melakukan pencegahan terhadap terjadinya penyakit yang disebabkan oleh vektor,melalui empat cara yang telah dibahas sebelumnya,yakni : secara mekanis,zat kimia,secara biologis,dan perlindungan perorangan.

DAFTAR PUSTAKA

H.J. Mukono, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Airlangga University Press, Surabaya, 2000.

Kumpulan Undang-Undang Lingkungan Hidup tahun 1997-2002, Bapedal, Jakarta, 2002.

Slamet, J.S, Kesehatan Lingkungan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2002.

UU No. 23 Tahun 1997, Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta, 1997.

http://www. Pengendalian_vektor_penyakit.pdf diunggah tanggal 18 april 2010 jam 19.00 wita

Tidak ada komentar: